Haedar: Jika Akidah Tauhid Seseorang Baik, Otomatis Perilakunya Kepada Orang Lain Juga Baik

0
470

CIREBONMU, YOGYAKARTA – Kesahihan pemahaman tauhid nampak dalam perilakunya saat berinteraksi dengan orang lain. Demikian pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Dalam pengajian milad ke-94 RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Sabtu (4/12) Haedar menyebut pemahaman keimanan (hablum minallah) terkait erat dengan perilaku keseharian (hablum minannas) sebagaimana disebutkan dalam ayat ke-112 Surat Ali Imran.

“Jadi orang yang tauhidnya, ibadahnya, kepasrahannya, dan segala hal yang menyangkut itiqad kita, akidah kita kepada Allah baik, mestinya dan otomatis kehidupannya pun juga akan baik. Karena dari habluminallah bersambung kepada habluminannas. Tidak mungkin kita tauhidnya baik, tapi buruk hubungan dengan manusia dan sesama, buruk hubungan dengan alam, bahkan merusak alam, pasti tauhidnya tidak baik,” kata Haedar.

Di dalam Muhammadiyah, tauhid yang dipahami sejak masa Kiai Ahmad Dahlan menurutnya adalah tauhid yang pro nilai kemanusiaan. Muhammadiyah tidak menggunakan pendekatan dakwah konfrontatif (lil-mu’aradhah) tapi menggunakan pendekatan kultural dan persuasif (lil-muwajahah).

Hadis-hadis Nabi Muhammad tentang ajaran tauhid yang pro kemanusiaan menurut Haedar juga melimpah. Misalnya hadis yang riwayat Anas ibn Malik tentang perintah mencintai sesama mukmin, dan hadis musalsal (bersambung) riwayat Amr ibn Al-Ash tentang perintah berlaku welas asih kepada seluruh makhluk yang ada di bumi.

 “Nah inilah yang kita sebut sebagai tauhid pro kehidupan, tauhid pro kemanusiaan, tauhid pro rahmatan lil-‘alamin dan praktek Al-Ma’un sesungguhnya itu,” kata Haedar.
Manusia yang bertauhid benar menurut Haedar tidak berlaku dirinya seakan-akan maksum dan merasa paling suci.

“Maka kalau orang bertauhid baik, maka jangan merasa paling benar sendiri, apalagi memutlakkan kebenaran pandangan sendiri. Pandangan bersama saja yang bersifat jama’i itu dalam (majelis) Tarjih kita masih terbuka dengan kritik dan penyempurnaan, apalagi pandangan pribadi,” tuturnya.

Tauhid yang mencerahkan dan pro kemanusiaan ini bagi Haedar perlu ditampilkan dalam karakter pegiat Muhammadiyah, termasuk yang berada di amal usaha.

“Dalam rumah sakit itu bisa dipraktekkan bahwa nilai-nilai agama kita, nilai Islam kita itu harus melahirkan kesalehan. Semakin baik ibadah kita, habluminallah kita, kita harus semakin saleh, saleh jadi dokter, saleh jadi perawat, saleh jadi pimpinan, saleh jadi pasien, saleh jadi karyawan yang kesalehannya itu memberi yang terbaik pada orang. Itulah cerminan tauhid,” pungkasnya. Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini