Ketum Muhammadiyah Paparkan Muktamar Bahas Isu Strategis Tahun Politik 2024

3
374
foto : Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nasir

CIREBONMU.COM, JAKARTA – Pemilu 2024 diharapkan menghasilkan sesuatu yang baru tanpa meninggalkan jejak pertikaian yang seakan tak berujung.

Hal itu dikemukakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nasir, saat dalam acara Media Gathering, di Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta, Senin (7/11).

“Apa sih suasana baru itu ? Pertama, kita tidak mengulangi lagi yang selama ini kita resahkan bersama, dan pembelahan politik,” ucapnya.

Haedar menegaskan hal itu merupakan salah satu pandangan Muhammadiyah yang dituangkan ke dalam poin di dalam materi isu-isu strategis Muktamar ke-48 Muhammadiyah. Menurutnya, masalah tahun politik 2024 tergabung dalam sembilan isu-isu strategis tentang kebangsaan yang akan dibahas di Muktamar nanti.

Menurut Haedar, cara agar kejadian serupa tidak terulang maka harus menghindari hal-hal yang membuatnya terbelah, misalnya seperti menghindarkan politisasi identitas agama, suku, ras dan golongan, bahkan ideologi tertentu. Hal-hal ini jika ditarik dalam urusan politik terlalu dalam akan menimbulkan pembelahan.

Baca Juga : Sebelas Ribu Penonton Akan Ikuti Mata Najwa Spesial Muktamar, Berikut Potret Persiapan

Cara selanjutnya adalah menghadirkan negara dengan segala kekuatan pranatanya, namun tidak ikut terlibat dalam kontestasi.
“Ini penting agar kita tidak terlibat dalam subjektivikasi politik yang akhirnya ketika terjadi pembelahan menyebabkan negara tidak bisa menjadi kekuatan yang berwibawah,” ungkapnya.

Kewibawaan negara ini penting sebagai penengah atas terjadinya pembelahan yang menyebabkan ketidakseimbangan tubuh bangsa akibat polarisasi politik. Kewibawaan tersebut akan hilang jika negara ikut serta dalam kontestasi.

Ketum Muhammadiyah Paparkan Muktamar Bahas Isu Strategis Tahun Politik 2024 CirebonMU
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nasir, saat dalam acara Media Gathering, di Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta, Senin (7/11).

Selain itu, untuk mencegah kejadian pembelahan sebagaimana pemilu 2019, menurutnya kekuatan masyarakat seperti organisasi keagamaan, termasuk Muhammadiyah supaya menjaga jarak dari kontestasi itu. Terkait ini, Muhammadiyah konsisten berada pada posisinya menjaga jarak.

Baca Juga : Bantuan Hunian Untuk Warga Penyintas APG Gunung Semeru Siap Diresmikan Muhammadiyah

“Terakhir tentu kita ingin lahirnya para elit siapapun yang diusung partai manapun, baik di partai politik, di kekuatan-kekuatan masyarakat yang menjadi penyangga dari kontestasi, baik dari relawan maupun calon eksekutif betul-betul menjadi negarawan,” tuturnya.

“Saat ini menciptakan ruang publik untuk kontestasi 2024 itu adalah ajang para negarawan untuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan diri, kelompok, kroni, dinasti dan orientasi kekuasaan yang tak berkesudahan,” tegas Haedar.

Menghadapi kontestasi politik 2024, Guru Besar Sosiologi ini mengingatkan tentang pentingnya persatuan bangsa yang satu paket dengan Bhineka Tunggal Ika. Dialektika antara perbedaan dan persatuan ini tidak mudah, oleh karena itu memerlukan manajemen.Isu Strategis Muktamar 48 Tegaskan Pandangan dan Posisi Muhammadiyah di Tahun Politik 2024. (yan/rilis)
Sumber : MUHAMMADIYAH.OR.ID
www.cirebonmu.com

Berita Terkait :

Sidang Pleno 1 Muktamar 48 Berjalan Teduh, Haedar Optimis Muhammadiyah Semakin Berkemajuan

Risalah Islam Berkemajuan Wujud Nyata Langkah Muhammadiyah bagi Bangsa

Dari Agenda Muktamar Hingga Isu Strategis Dibahas Saat Sidang Pleno I Muktamar Muhammadiyah ‘Aisyiyah

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini