Berita

KURIKULUM SEKAM, KUATKAN DAKWAH PEMBERDAYAAN LAHIRKAN PENDAMPING PERUBAHAN

YOGYAKARTA, CM – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyiapkan kurikulum Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (SEKAM) untuk melahirkan aktor pendamping perubahan masyarakat. Untuk mendukung penyiapan kurikulum MPM PP Muhammadiyah pada Ahad (21/5) mengadalan Workshop Kurikulum SEKAM yang diselenggarakan di Universitas Áisyiyah Yogyakarta (UNISA).

Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamien menuturkan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar memiliki semangat untuk mewujudkan kerisalahan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Usaha tersebut telah dijalankan oleh Muhammadiyah sejak lebih dari satu abad.

Sebagai organisasi dakwah, Muhammadiyah menghendaki terjadinya perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik dari kondisi sebelumnya yang kurang atau bahkan tidak baik. Dalam konteks tersebut, dakwah dimaknai sebagai suatu proses perubahan sosial yang memerlukan aktor – untuk pendamping.

“Dakwah yang dimaknai perubahan dari kondisi sebelumnya yang kurang atau bahkan tidak baik menuju ke arah kehidupan yang lebih baik sebagai suatu proses perubahan sosial diperlukan aktor perubahan disamping dari masyarakat itu sendiri juga kehadiran fasilitator yang mumpuni merupakan kebutuhan mutlak.” Kata Yamien.

Dalam melahirkan fasilitator, MPM PP Muhammadiyah memformulasikannya melalui SEKAM. Bagi MPM, SEKAM menjadi salah satu program strategis yang akan dijalankan. Dan menyikapi perubahan konteks yang senantiasa dinamis, SEKAM memerlukan penyegaran kurikulum.

Oleh karena itu, Yamien memandang perlu adanya Workshop Kurikulum SEKAM, dan diharapkan kurikulum SEKAM akan mengakomodir lima hal pokok.

Pertama, Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan bagian strategis dakwah Muhammadiyah. Untuk itu landasan ideologis pemberdayaan MPM harus bertumpu pada ideologi Muhammadiyah.

Kedua, Gerakan pemberdayaan MPM harus mampu meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban masyarakat sebagai warga negara, sehingga membangun nalar kritis menjadi bagian penting pemberdayaan.

Ketiga, Gerakan pemberdayaan harus mampu menumbuhkan daya ungkit dan daya angkat potensi masyarakat secara mandiri dan berdaulat sehingga meningkat kesejahteraan dan kemakmurannya.

Keempat, Kurikulum Sekam harus mampu menciptakan fasilitator yang memiliki kemampuan plus..  bukan saja sebagai penggerak gerakan sosial yang berbasis social entrepreneurship tetapi juga penggerak dakwah pemberdayaan.

Kelima, Gerakan pemberdayaan saat ini harus mampu mengembangkan adaptasi dan memanfaatkan teknologi bagi masyarakat agar derap pemberdayaan lebih massif dan berkemajuan. (Yan)

Sumber : MPM PP Muhammadiyah

penerbit

Recent Posts

Gaungkan Ketahanan Iklim Tingkat Desa, MDMC dan LLHBP Launching Karang Tangguh

CIREBONMU.COM, Sumbawa – Dalam upaya memperkuat ketangguhan masyarakat terhadap risiko bencana dan perubahan iklim, Program…

3 minggu ago

Buka Posko Mudikmu Aman, Lazismu dan PT. Paragon Technology and Innovation Berikan Layanan Prima Pemudik

CIREBONMU.COM, Jakarta - Lazismu dan PT. Paragon Technology and Innovation kembali membuka Posko Mudikmu Aman…

3 bulan ago

Momen Iedul Fitri, Refleksikan Ramadhan dengan Ketaqwaan dan Kesalehan Sosial

CIREBONMU.COM, Tengahtani  --  Perjalanan ibadah Bulan Ramadhan 1446 H telah berlalu, bulan Syawal 1446 H…

3 bulan ago

Dukung UMKM Indonesia, SUMU Usulkan Empat Kebijakan

CIREBONMU.COM, Yogyakarta - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Data…

3 bulan ago

Jangan Berhenti Beribadah, Pasca Ramadhan

Oleh : Kamal Hayat S Kom.I CIREBONMU.COM  --  Waktu begitu cepat tak terasa 1 bulan…

3 bulan ago

Warga Muhammadiyah Kedawung Hadiri Shalat Idul Fitri 1446 H di Kompleks Perguruan Farmasi Muhammadiyah

CIREBONMU.COM, Kedawung --  Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kedawung melaksanakan shalat Idul Fitri di tahun 1446 Hijriah…

3 bulan ago