CIREBONMU, JEDDAH — Organisasi Kerjasama Internasional (OKI) bekerjasama dengan Kementrian Luar Negeri Arab Saudi mengadakan Konferensi Internasional tentang Women in Islam: Status and Empowerment, pada tanggal 22-24 Rabiul Akhir 1445 H atau bertepatan dengan tanggal 6-8 November 2023. Konferensi yang diadakan di Hotel Hilton Jeddah Arab Saudi ini focus membahas peran signifikan perempuan di dunia Muslim dan menekankan pentingnya berbagi pandangan dan pengalaman mengenai berbagai upaya yang dilakukan di berbagai negara anggota OKI dalam pemberdayaan perempuan Muslim. Konferensi ini menghadirkan Menteri-menteri anggota negara-negara yang tergabung dalam OKI, pimpinan organisasi dunia, intelektual dan pakar dalam berbagai topik bahasan mengenai status dan pemberdayaan perempuan.
Dalam konferensi ini hadir Menteri Luar Negeri Indonesia, HE. Retno Marsudi yang berpidato dalam opening ceremony hari pertama sebagai perwakilan Menteri dari negara-negara Asia dan di hari kedua konferensi memberikan pernyataan dari kepala delegasi negara-negara anggota OKI yang berjumlah 57 negara. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan bahwa pidatonya didekasikan untuk perempuan di berbagai belahan dunia, terutama perempuan di Palestina. Ia menegaskan, kita semua bersama perempuan dan warga Palestina dan kita tidak akan tinggal diam menyaksikan penderitaan rakyat Palestina. Selain itu, beliau tegaskan juga bahwa hak perempuan adalah bagian tak terpisahkan dalam ajaran Islam dan partisipasi perempuan dalam pembangunan dan kemasyarakatan sangatlah krusial.
Selain Menteri luar negeri, dalam konferensi ini OKI juga mengundang akademisi dan peneliti dari Indonesia, Ai Fatimah Nur Fuad untuk menyampaikan pandangannya dalam satu sesi panel berjudul Equal opportunities to education between men and women in the Muslim world. Dalam sesi tersebut, Ai Fatimah menegaskan pentingnya kesetaraan pendidikan untuk perempuan di negara-negara Muslim. Hal ini dikarenakan, perempuan terdidik akan berpartisipasi dan berkontribusi lebih aktif dalam pembangunan. “Kehadiran banyak perempuan terdidik dalam satu negara akan secara efektif turut menghapus kekerasan gender, diskriminasi, dan praktek patriarkis lainnya. Selain itu, akan membuat masyarakat Muslim lebih inklusif, egaliter dan maju”, ujarnya.
Dalam sesi panel tersebut, Ai Fatimah Nur Fuad dikenalkan oleh panitia dan moderator sebagai Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UHAMKA dan sebagai anggota Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Pengurus Pusat MUI, bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional. Ia merupakan representasi akademisi dari Indonesia yang duduk berdampingan dengan pembicara dari negara OKI lainnya, yaitu Afghanistan, Saudi Arabia, Mauritania, dan Gambia.
Konferensi OKI kali ini menghasilkan Jeddah Document dan Final Communique, yang secara umum menekankan bahwa prinsip-prinsip Islam mengandung pesan komprehensif dan holistic mengenai kesetaraan laki-laki dan perempuan. Islam memberikan perempuan hak-hak yang sama dengan laki-laki untuk maju, berdaya, dan bermanfaat untuk masyarakat dan negara. (CM)