SEMARANG, CM – Bertempat di Hotel Grasia, Semarang, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jawa Tengah menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Periode I Tahun 2023, Jumat-Sabtu (4-5/8/23). Rakerwil Periode I kali ini dihadiri 116 peserta yang terdiri dari Pimpinan MPKU PWM Jawa Tengah, Pimpinan Majelis Kesehatan PWA Jawa Tengah, Ketua MPKU PDM se-Jawa Tengah, Ketua BPH RSM/A se-Jawa Tengah, dan Direktur RSM/A se-Jawa Tengah.
Hadir para tamu undangan pada sesi pembukaan, di antaranya: Ketua PWM Jawa Tengah Dr. KH. Tafsir, M.Ag., Wakil Ketua PWM Jawa Tengah sekaligus Dewan Pengawas BPJS Kesehatan dr. H. Ibnu Naser Arrohimi, S.Ag., M.M.R., Dewan Pakar MPKU PWM Jawa Tengah dr. Agus Suryanto, Sp.PD-KP., MARS., M.H., dan Ketua MPKU PWM Jawa Tengah dr. Bugar Wijiseno beserta jajaran MPKU PWM Jawa Tengah.
Dr. Edy Soesanto, S.Kp., M.Kes. selaku Ketua Panitia Rakerwil dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada para peserta dan ucapan terimakasih atas kehadirannya pada Rakerwil kali ini.
“Kita ketahui bahwa Amal Usaha Muhammadiyah di bidang kesehatan telah meneguhkan diri sejak (Muhammadiyah) lahir sampai saat ini bahwa salah satu bidang unggulan Muhammadiyah adalah AUM di bidang kesehatan. Tetapi perlu kita ketahui bersama bahwa perubahan sosial budaya masyarakat, perubahan teknologi, khususnya kebijakan kesehatan saat ini menuntut AUM kita ini harus mengembangkan diri agar pelayanan kesehatan yang diinginkan masyarakat tercapai dengan baik,” ucap Edy.
Ia menambahkan bahwa dalam rangka meningkatkan penampilan, AUM di bidang kesehatan harus melakukan transformasi dengan meningkatkan layanan mutu di semua unit.
“Baik di pelayanan medik, penunjang pelayanan medik, administrasi, maupun manajemen rumah sakit harus dilakukan peningkatan layanan sebagai upaya untuk mengubah sistem layanan kesehatan rumah sakit agar lebih efektif dan efisien dalam memberikan layanan kesehatan,” imbuhnya.
Dalam sambutannya itu ia menyebutkan tujuan diselenggarakannya Rakerwil, di antaranya:
1. Penguatan kepemimpinan dan kaderisasi di AUM Bidang Kesehatan.
2. Pembahasan peluang dan tantangan perubahan kebijakan dan regulasi Pemerintah bidang kesehatan (UU Kesehatan Omnibuslaw dan BPJS Kesehatan).
3. Penguatan dan pemantapan RSM/A dalam menghadapi perubahan kebijakan dan regulasi Pemerintah bidang kesehatan (UU Kesehatan Omnibuslaw dan BPJS Kesehatan).
4. Perencanaan strategis dan berkesinambungan AUM Bidang Kesehatan.
5. Pembahasan program kerja MPKU PWM Jawa Tengah tahun 2023.
Ketua MPKU PWM Jawa Tengah dr. Bugar Wijiseno dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini Muhammadiyah Jawa Tengah telah memiliki 50 Rumah Sakit, yang dua di antaranya merupakan Rumah Sakit Tipe B, delapan tipe C, dan lainnya tipe D.
“Semua (RSM/A di Jawa Tengah) tumbuh dari bawah. Apakah PWM Jawa Tengah punya rumah sakit? Sampai saat ini belum. PCM dan PDM punya. Ini adalah salah satu kekuatan yang membuktikan bahwa Muhammadiyah bergerak di bidang kesehatan tidak perlu instruksi dari atas, tapi dari cabang, ranting, dan daerah bisa mempunyai rumah sakit,” tegas Bugar.
Ia menambahkan, dengan potensi besar yang dimiliki oleh Persyarikatan dibutuhkan kolaborasi dan sinergi untuk mencapai sistem yang berkemajuan. Sistem ini nantinya akan merangkul seluruh AUM di bidang kesehatan dalam suatu harmonisasi yang indah.
“Tidak berdasarkan hanya raja-raja kecil, tapi kita bisa mengolaborasikan menjadi sebuah kekuatan. Tanpa adanya suatu rasa saling memiliki, saling berkolaborasi, selamanya kita akan kecil. Dan hanya akan bisa besar di kabupaten/kota kecil. Tidak bisa bersaing di kabupaten/kota besar dengan tingkat persaingan pelayanan yang sangat ketat,” imbuhnya.
Ia berharap beberapa tahun ke depan melalui Rencana Kerja MPKU PWM Jawa Tengah, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dapat membangun sistem yang lebih berkemajuan dan saling bersinergi.
Selanjutnya, pada kesempatan ini Ketua PWM Jawa Tengah Dr. KH. Tafsir, M.Ag. memberikan sambutan sekaligus sebagai keynote speaker dengan pembahasan “Komitmen Pimpinan AUM Kesehatan dalam Membangun dan Mengembangkan AUM yang Berkemajuan”.
Kiai Tafsir di awal penyampaiannya mengungkapkan perbincangannya dengan PWM DIY bahwa Muhammadiyah adalah civil society, bukan Pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan Muhammadiyah adalah dari bawah (button up), bukan dari atas.
“Maka beri saja keleluasaan kepada kekuasaan dari bawah untuk membangun rumah sakit. Tidak usah dibatasi apakah wilayah atau daerah (yang akan mendirikan). Siapapun yang punya kemampuan, silahkan. Bahkan ranting sekalipun, kalau kuat kenapa tidak,” tegas Tafsir.
Berkenaan dengan kaidah pendirian AUM, Doktor di Bidang Islamic Studies ini menegaskan bahwa kaidah dapat diubah sesuai dengan kondisi yang ada.
“Kalau ada kebaikan terhalang oleh kaidah, jangan kebaikannya yang dihentikan, kaidahnya yang diubah. Jadi, kalau berkemajuan terhalang kaidah, jangan potensi kemajuannya yang dihentikan, tapi kaidahnya yang diperbaharui,” imbuhnya.
Kiai Tafsir kemudian menjelaskan Prinsip Pelaksanaan Program Muhammadiyah hasil Mutamar ke-46 di Yogyakarta. Di tiga poin terahir–dari 10 prinsip–terdapat prinsip desentralisasi proporsional, prinsip fleksibilitas, dan prinsip maslahat. Ketiga prinsip tersebut, bersama dengan prinsip-prinsip yang lain, menjadi prinsip yang digunakan untuk mengelola AUM, termasuk AUM Kesehatan. Di akhir pemaparannya, Dr. KH. Tafsir, M.Ag. membuka secara resmi kegiatan Rakerwil I MPKU PWM Jawa Tengah Tahun 2023.
Pada Rakerwil kali ini juga terdapat sesi diskusi bersama beberapa narasumber, di antaranya: dr. H. Agus Taufiqurrahman, Sp.S. Ketua PP Muhammadiyah, Ketua PWM Jawa Tengah Dr. KH. Tafsir, M.Ag., Prof. Dr. dr. Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. Staff Khusus Menkes RI, Dr. Edy Wuryanto, S.Kp., M.Kep. Anggota Komisi IX DPR RI, dr. H. Ibnu Naser Arrohimi, S.Ag., M.M.R. Anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. Wakil Ketua PWM Jawa Tengah, dr. Galih Endradita, MARS. Pemerhati dan Praktisi Kesehatan, dan Dr. apt. Noor Syam Shidiq Himawan, M.Farm. Praktisi Kesehatan dari RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, dr. Ganis Irawan, Sp.PD. dari RSU Amanah Sumpiuh, dan dr. Diah Ngabdiati, M.Kes. Dokter pada Pusat Rehabilitasi Anak RS Victoira Jerman. (yan/ulihuna)