Jakarta, CM – Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah bekerjasama dengan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) meluncurkan (kick-off) program peningkatan kesadaran lingkungan berupa kampanye penggunaan plastik sekali pakai.
Kampanye penggunaan sekali pakai ini dalam rangka mendukung Peraturan Gubernur No.142/2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan di Pasar Rakyat, dilaksanakan di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Jumat 12 Agustus 2022 lalu.
Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Jakarta Selatan Nurdiati Akma mengatakan tujuan penyelenggaraan program ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat serta organisasi/pemangku kepentingan untuk mendukung pentingnya pelarangan penggunaan plastik sekali pakai di Pasar Tradisional. Dalam kesempatan tersebut pihaknya mengajak para pedagang, konsumen, dan kelompok masyarakat turut serta dalam mengkampanyekan pasar bebas plastik.
Menurut Nurdiati Akma, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai ini merupakan bagian dari ibadah.
“Mari sekarang ini kita siapkan diri kita untuk urusan belakang atau urusan akhirat kita, di mana kita perlu ingat akibat kerusakan yang bisa timbul di masa depan akibat menumpuknya sampah-sampah plastik.” ajaknya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PP ‘Aisyiyah Hening Parlan menegaskan bahwa tindakan adalah cerminan dari agama.
“Esensi agama ialah perilaku kita. Tindakan kita dalam menggampangkan penggunaan plastik, menjadikan kita lupa bahwa itu adalah bagian dari merusak diri serta merusak bumi.” tuturnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rommel Pasaribu mengapresiasi pelaksanaan program tersebut.
“Saya sangat berbahagia karena daerah Jakarta Selatan tepatnya di Tebet Barat ini dipakai sebagai daerah pertama untuk gerakan cinta terhadap lingkungan hidup.” ungkapnya.
Menurut hasil survei yang dilakukan instansinya, dari hasil pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup menunjukkan hasil secara umum rata-rata hampir 80-90 %, toko atau swalayan tidak menyediakan lagi kantong belanja plastik sekali pakai, sedangkan di pasar rakyat belum menghasilkan hasil yang memuaskan, hasilnya sekitar di bawah 40%.
Adapun Tiza Mafira Direktur Eksekutif GIDKP (Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik) menjelaskan tantangan dan fokus program ini.
“Yang masih menjadi tantangan saat ini, bukan penggunaan plastik sekali pakai dari pedagang yang menjual barang kering, melainkan yang menjual bahan-bahan basah seperti menjual makanan dan minuman di pasar tradisional. Sebenarnya ada solusinya, seperti membawa tempat makan, botol minum dari rumah dan lain sebagainya. Maka dari untuk program kali ini kita akan fokus pada pedagang makanan dan minuman.” terangnya. (yayan)
Sumber: Tim LLHPB PP ‘Aisyiyah – GIDKP