JAKARTA, CM — Tokoh lintas-iman dan pegiat lingkungan hadiri perayaan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia dalam rangkaian acara Seminar, Sarasehan Lintas-Agama, dan Pameran Eco Bhinneka, yang bertajuk: “Pelestarian Lingkungan dalam Bingkai Keberagaman” pada Jumat (9/6/). Acara yang dibuka untuk masyarakat umum ini terselenggara atas kerjasama Eco Bhinneka dengan Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Acara dihadiri oleh 270 orang secara luring dan daring melalui ZOOM sejak pukul 09.00 – 15.00 WIB di Aula Lantai 1 Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta.
Acara diawali dengan launching Buku “Merawat Lingkungan dan Melestarikan Lingkungan” karya Eco Bhinneka dan MLH PP Muhammadiyah. Sebuah buku yang berupaya menggerakkan pandangan masyarakat luas bahwa dengan spirit keimanan, umat beragama mampu berkontribusi besar untuk mencegah kerusakan lingkungan. Pengunjung dapat mengunduh E-Book-nya secara gratis di arena pameran.
Dalam sambutannya, Anwar Abbas selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi Lingkungan Hidup mengungkapkan kegelisahannya terhadap kerusakan lingkungan. Perubahan iklim menjadi ancaman yang serius bagi umat manusia, bumi ini semakin panas, es di kutub utara dan selatan akan mencair, pantai utara jawa sering kali dilanda rob, hal ini merupakan bencana kemanusiaan, semua akan merasakan dampaknya tanpa melihat latar belakang agama maupun suku, dan saya tidak bisa membayangkan apa yang akan dialami generasi berikutnya.
“Di buku ini ada tulisan menarik bagi saya, solusinya adalah Bersatu Demi Bumi. Kita perlu bersatu bergandengan tangan tanpa melihat agama, suku, budaya, untuk mengurangi global warming, karena ini adalah ancaman bagi kita semua. Mari kita bersatu dalam melindungi bumi.” katanya.
Acara Seminar dihadiri oleh para tokoh lintas-iman dan pegiat lingkungan yang berdiskusi secara panel dengan tema: Pelestarian Lingkungan dalam Bingkai Keberagaman. Azrul Tanjung selaku Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah mengajak peserta agar turut berupaya mencegah kerusakan lingkungan dimulai dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan sehari-hari.
“Hal-hal yang kecil harus mulai kita lakukan dan kita tularkan. Karena satu langkah kecil inilah yang akan menyelamatkan bumi ini. Misalnya kita harus mulai memilah sampah di rumah kita sendiri, membawa tumbler ke mana pun kita pergi, menggunakan barang yang bisa kita gunakan berulang-ulang,” ajaknya.
Direktur Program Eco Bhinneka sekaligus Koordinator GreenFaith Indonesia Hening Parlan, mengungkapkan bahwa kondisi lingkungan dan perubahan iklim tidak bisa dibiarkan. Kita bisa membangun peace building dengan pendekatan lingkungan.
Sedangkan menurut Pendeta dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Binsar Jonathan Pakpahan, umat beragama bisa menyuarakan untuk membela mereka yang terpinggirkan, termasuk masyarakat adat, kaum perempuan dan masyarakat yang tinggal di kawasan yang lingkungannya telah rusak.
“Kita bisa belajar kebijaksanaan masyarakat lokal bagaimana mereka merawat sikap-sikap yang dibangun oleh nenek moyang kita untuk menghormati alam. Mari kita bangun kesadaran bahwa saya adalah bagian dari kamu (alam), dan kamu (alam) adalah bagian dari saya.” ajaknya.
Ismail Hasani dari SETARA Institute mengungkapkan Seringkali kita mendengar kabar buruk soal kemajemukan di Indonesia, baik itu pandangan islamophobia maupun isu rasialitas. Karena itu, sebagai ummat dan anggota di Republik ini, penting bagi kita membangun energi kolektif untuk mendorong perubahan.
“Gerakan Eco Bhinneka menjadi ide yang baik, dan menjadi pendekatan alternatif dalam merawat kemajemukan,” imbuhnya.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, mengungkapkan bahwa terdapat 2 capaian penting dari Eco Bhinneka, yakni inter-faith cooperation dan pelibatan generasi muda.
“Ketika banyak orang berbicara inter-faith dialog, Eco Bhinneka berani melangkah ke apa yang disebut inter-faith cooperation. Kerjasama antar-iman menjadi realitas, di mana orang beragama tidak hanya berdialog, tapi bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan bersama.” ungkapnya.
Menurut Mu’ti, Eco Bhinneka juga sukses membuat gerakan on the ground yang punya impact dengan melibatkan generasi muda, baik Nasyiatul Aisyiyah (NA), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), maupun organisasi kepemudaan mitra, seperti misalnya Fatayat NU. (yan)
sumber : ecobhinnekamuhammadiyah.org