Rawat Kerukunan Antarumat Beragama, Eco Bhinneka Muhammadiyah Helat Pergelaran Seni Budaya Lintas Iman

0
211

Banyuwangi, CM – Ada beragam cara dalam merawat kerukunan antarumat beragama dan melestarikan lingkungan. Eco Bhinneka Muhammadiyah memilih cara dengan mengusung pergelaran seni budaya lintas iman pada Sabtu lalu (29/7). Masing-masing perwakilan 6 (enam) agama dan dari desa dampingan Eco Bhinneka tampil di panggung membawakan keseniannya.

Pergelaran Seni Budaya Lintas Iman dihelat pertama kali di Desa Glagahagung, Purwoharjo, Banyuwangi. Sebagai desa dampingan Eco Bhinneka Muhammadiyah, pergelaran ini dihadiri oleh ratusan warga Desa Glagahagung. Pergelaran seni budaya ini merupakan rangkaian dari kegiatan Festival Budaya Eco Bhinneka, yang diawali dengan acara Workshop Kerukunan dan Lingkungan.

Pergelaran seni budaya lintas iman dibuka oleh staf ahli Bupati Banyuwangi, Edy Supriyono dan didampingi oleh Taufik Rohman, Camat Purwoharjo. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani hadir melalui streaming zoom. Dalam sambutannya Bupati menyampaikan bahwa sangat tertarik dengan kegiatan Eco Bhinneka. Perempuan muda bergerak sebagai pelopor kegiatan kemanusiaan. Bupati mengapresiasi dan terus mendorong agar perempuan muda bisa menjadi perintis, pelopor, dan menjadi ahli organisasi. Program Eco Bhinneka ini menjadi bukti bahwa persatuan dalam keberagaman masih menyala terang, sehingga bentuk kepedulian sosial yang menjadi ciri khas masyarakat Banyuwangi selalu muncul.

Rawat Kerukunan Antarumat Beragama, Eco Bhinneka Muhammadiyah Helat Pergelaran Seni Budaya Lintas Iman CirebonMU

Edy Supriyono dalam sambutannya berharap kegiatan Eco Bhinneka ini bisa dimasukkan dalam festival kebangsaan Kabupaten Banyuwangi karena Eco Bhinneka merupakan kegiatan yang nasional dan mendunia. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi membuka kesempatan bagi tim Eco Bhinneka untuk bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Pergelaran seni budaya dimeriahkan dengan berbagai penampilan dari anak muda lintas iman. Di antaranya penampilan tari dari komunitas Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Seni vokal dari komunitas Katolik dan Konghucu. Serta kesenian Jaranan dari desa dampingan Eco Bhinneka, Desa Glagahagung.

Mimin Budiarti, Kepala Desa Glagahagung sangat berterima kasih kepada tim Eco Bhinneka karena sudah memilih Desa Glagahagung sebagai desa dampingan Eco Bhinneka Muhammadiyah. Ini menjadi semangat baru bagi warga Desa Glagahagung dalam melestarikan lingkungan dan menjaga kerukunan antarumat beragama.

“Kita harus bisa mewujudkan kegiatan dalam aksi nyata yang manfaatnya bisa dirasakan oleh warga Desa Glagahagung dan sekitarnya. Urusan lingkungan bukan urusan yang bisa disepelekan. Kehidupan kita bergantung kepada lingkungan. Jika lingkungan rusak, habislah generasi kita”, tutur Hening Purwati, Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah, yang turut hadir dalam seluruh rangkaian festival budaya Eco Bhinneka. (Yan/Winda/Maydini)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini