Hadir di Kalbar, Ketua PWM Jateng Beri Pencerahan!

0
149

CIREBONMU.COM, Pontianak — Masih dalam suasana lebaran, dengan tema, “Menjalin Ukhuwah, Mencerahkan Semesta”, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Barat menggelar Silaturahmi Idulfitri 1445 H Keluarga Besar Muhammadiyah Kalimantan Barat, Jumat (19/4).

Silaturahim Idulfitri yang diikuti sekitar 500-an orang ini diselenggarakan di Auditorium Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, didapuk menjadi narasumber pada kegiatan Silaturahim Idulfitri kali ini.

Ketua PWM Kalimantan Barat, Pabali Musa, dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada Ketua PWM Jawa Tengah di Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak, setelah sebelumnya menempuh perjalanan 5 jam. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan Ketua PWM Jawa Tengah untuk hadir di Kalimantan Barat.

“Pada kesempatan silaturahim ini, kami sampikan taqabbalallahu minna wa minkum, minal ‘aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin,” ucap Musa.

Ia menuturkan bahwa selama tiga hari ke depan, Ketua PWM Jawa Tengah, akan menghadiri beberapa agenda penting di Kalimantan Barat.

Baca Juga : Ratusan Peserta Program Balik Kerja Bareng BPKH Lazismu Jateng Dilepas

Selanjutnya, Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir, di awal tausiyahnya menyampaikan bahwa ke depan, yang akan menjadi center of state, Indonesia, bukan lagi Jawa, melainkan Kalimantan. Hal ini disebabkan dengan pemindahan Ibu Kota Indonesia, dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Hadir di Kalbar, Ketua PWM Jateng Beri Pencerahan! CirebonMU

“Masyarakat Kalimantan, khususnya warga Muhammadiyah perlu bersiap-siap dengan pemindahan Ibu Kota Indonesia. Secara tidak langsung, nantinya Kalimantan Barat akan terkena dampaknya, termasuk dalam kemajuan di berbagai bidang,” ucap Tafsir.

Baca Juga : Tradisi Idulfitri Sebagai Rekonsiliasi Sosial Terhadap Sesama

Kemudian ia menyampaikan bahwa Idulfitri di Indonesia bukan hanya ritual keagamaan, melainkan telah menjadi budaya masyarakat.

“Jika Idulfitri hanya dimaknai sebagai ritual keagamaan, maka setelah Salat Id, selesai. Namun, karena di Indonesia, Idulfitri adalah budaya keagamaan. Sehingga satu bulan saja belum tentu selesai,” imbuhnya.

Di dalam membungkus Idulfitri, masyarakat Indonesia memiliki kreatifitas budaya yang beragam, di antaranya padusan. Di mana, dalam budaya Jawa, sebelum masuk Ramadan, biasanya masyarakat melakukan tradisi padusan. (CM)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini