Yogyakarta, CM – Gempa bumi Maroko berkekuatan magnitudo 6.8 SR pada Jumat (8/9) lalu, kini telah mencapai hingga 2.012 jiwa meninggal dunia dan 3.052 jiwa terluka parah. Sebagaimana yang dilansir oleh Morocco World News, gempa tersebut diyakini menjadi gempa paling mematikan dalam beberapa dekade yang telah meluluhlantakkan pemukiman penduduk dan infrastruktur. Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kerajaan Maroko merespon cepat dan sampaikan kerjasamanya dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk bentuk tim bantuan dan rancang kebutuhan mendesak di lokasi terdampak. Hal ini disampaikan MDMC PP Muhammadiyah dalam siaran pers, Ahad (10/9).
Dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan yang efektif dan tepat waktu, PCIM Maroko berencana untuk mengoperasikan tim bantuan selama 14 hari dalam fase tanggap darurat “Tim ini akan fokus pada pendistribusian kebutuhan dasar, makanan, air bersih, dan perlengkapan kesehatan kepada warga yang terdampak” ungkap Jundi Abdurrahman, PCIM Maroko. Selain itu, PCIM Maroko juga akan berfokus pada program dukungan kepada kelompok rentan diantaranya ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, lansia dan disabilitas.
Kerjasama ini juga disambut dengan sigap oleh H. Budi Setiawan S.T, Ketua Pimpinan Pusat MDMC untuk rapatkan aksi bantuan atas bencana yang melanda di Maroko “MDMC mencoba berkoordinasi dengan lembaga kemanusiaan dan juga pemerintah, sejauh mana kemungkinan kita ikut membantu meringankan duka warga Maroko” jelasnya. Budi juga menyampaikan belasungkawanya atas bencana yang terjadi “Sebagai warga yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, MDMC menyampaikan rasa duka dan empati yang mendalam atas musibah di Maroko” lanjutnya.
Adapun PCIM Maroko sendiri berupaya untuk menjangkau kebutuhan korban terdampak dengan lebih dalam melalui komunikasi dan koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Maroko dan Hilal Ahmar di Chichaoua. Sebagaimana dilaporkan bahwa gempa bumi dirasakan hampir diseluruh bagian negara Maroko termasuk Provinsi Al-Haouz, Taroudant, Chichaoua, Ouarzazate, Marrakech, Azilal, Agadir, Cassablanca dan Youssoufia. Dengan korban terbanyak 694 jiwa meninggal dunia berasal dari Provinsi Al-Haouz. Saat ini upaya kaji cepat tengah dilakukan oleh MDMC dan PCIM Maroko untuk menentukan bantuan yang efektif dilokasi terdampak.(*)