Surakarta, CM – Dr. KH. Tafsir, M.Ag, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, mengajak seluruh warga Muhammadiyah berani untuk melakukan langkah-langkah terobosan dalam berdakwah dalam menghadapi era yang baru, salahsatunya melalui dakwah budaya. Demikian hal itu disampaikan dalam acara Jambore Media Afiliasi Muhammadiyah di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), sabtu (27/07/2022) lalu.
Menurut dia, Indonesia sangat kaya akan budaya, sehingga pendekatan yang efektif untuk dakwah sekarang adalah dengan pendekatan budaya. Karena tidak mungkin bila dakwah tanpa budaya, oleh karena itu jangan takut untuk berkreasi dan menciptakan hal-hal yang baru, dengan semangat ijtihad dan keberanian jihad budaya.
“Warga Muhammadiyah jangan takut untuk jihad dengan budaya. Kiai Dahlan sudah memulai dakwah dengan Biola, kita jangan kembali ke konservatif, Muhammadiyah tidak mesti harus berpatok pada mkch dan ad art, melainkan harus ingat bahwa Muhammadiyah pun jangan lupa untuk terus membangun kreatifitas budaya, sehingga masyarakat dapat mudah menyatu dengan muhammadiyah, itulah pendekatan efektif pada masyarakat,” jelasnya.
Jika pendekatan budaya dapat diterapkan dalam berdakwah, ia optimistis masyarakat yang tertarik dengan gerakan Muhammadiyah. Menurutnya, semakin banyak kreativitas budaya semakin mudah agama tersebut diterima oleh masyarakat dan sebaliknya. Maka siapapun pengikut paling banyak adalah paham agama yang kultural, semakin kultural semakin banyak pengikut, semakin puritan semakin sedikit pengikut. Tetapi Muhammadiyah punya cara dakwah kultural Muhammadiyah.
“Semakin mudah dipahami agamanya, semakin banyak pengikutnya, semakin dekat dengan budaya masyarakatnya, semakin diterima juga oleh masyarakatnya. Maka sudah semestinya Muhammadiyah bisa melakukan pendekatan dengan budaya-budaya masyarakatnya,” tutur Tafsir.
Muhammadiyah di Sosial Media
Sebagai warga Muhammadiyah para jurnalis dan penggiat media adalah para baliho Islam, berasal dari salah satu hadist yang berbunyi “Ballighû ‘annî walau âyah”, sampaikan walau satu ayat, dengan demikan diharapkan dapat menjadi penyampai pesan. Berhasil tidaknya pesan Muhammadiyah sampai ke masyarakat tergantung pada penggiat media dan jurnalis sebagai penyampai pesan Persyarikatan. Karena Muhammadiyah sangat berkepentingan bila semua penggiat media untuk menyampaikan pesan-pesan Muhammadiyah ke seluruh dunia.
“Tidak harus semua tokoh Muhammadiyah berperan di media sosial tetapi memang harus ada yang fokus untuk menekuni untuk merumuskan paham agama yang mendalam dan diunggah di media. Tapi dengan berkumpulnya saudara malam ini, semoga itu bisa terbangun dan itu sangat dahsyat,” ungkapnya.
“Kebaikan yang tak terorganisir bisa kalah dengan kebatilan yang terorganisir. Sehingga media sosial akan menjadi mainstream kebatilan apabila kelompok itu tidak dilawan oleh kelompok yang memegang kebenaran,” imbuhnya. Maka para anggota Media Afiliasi Muhammadiyah ini adalah jihadis yang sangat strategis zaman sekarang. “Eksis tidaknya Muhammadiyah di dunia maya itu karena saudara dan insyaAllah saudara akan meraih kemenangan di jagat dunia maya,” pungkasnya. (CM02)
Alhamdulillah ,cirebon telah hadir media cirebonmu
terima kasih atas responnya